Responsive Banner design

Penyakit Utama Tanaman Padi

Penyakit oleh bakteri

Bakteri yang menjadi patogen utama tanaman padi adalah Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo). Bakteri ini memiliki 8 jenis pato-tipe yang memiliki virulensi berbeda antar pato-tipenya (Gonzalez et al. 2007; Ryan et al. 2011). Gejala oleh infeksi Xoo pada tanaman muda (masa vegetatif) adalah daun tanaman menjadi kering, layu, dan dapat menyebabkan kematian (Gambar 1). Bila infeksi terjadi pada saat masa generatif, maka proses pengisian gabah menjadi tidak sempurna, gabah tidak terisi penuh, atau bahkan hampa. Pada kondisi seperti ini, kehilangan hasil dapat mencapai 50-70% (Savary et al. 2000; Strange dan Scott 2005).

Gambar 1  Gejala infeksi Xanthomonas oryzae pv. oryzae pada padi
Sumber: http://www.rkmp.co.in/content/bacterial-leaf-blight-blb-of-rice-0
Xoo merupakan bakteri Gram negatif yang menyebabkan penyakit hawar daun bakteri (HDB) pada padi. HDB tergolong penyakit penting di banyak negara penghasil padi karena keagresifannya. Di Indonesia, munculnya HDB dilaporkan pada tahun 1950 dan hingga kini telah ditemukan 12 strain Xoo dengan tingkat virulensi yang berbeda. Strain IV dan VIII diketahui mendominasi serangan HDB pada tanaman padi di Indonesia (Utami et al. 2011; Fatimah et al. 2014). Keragaman komposisi strain Xoo juga dipengaruhi oleh stadium tumbuh tanaman padi. Dominasi kelompok strain yang ditemukan pada stadium anakan, berbunga, dan pemasakan berbeda. Fenomena ketahanan tanaman dewasa, mutasi, dan karakter heterogenisitas alamiah populasi mikroorganisme diperkirakan sebagai faktor yang mempengaruhi komposisi strain dengan stadium tumbuh tanaman padi (White dan Yang 2009).


Penyakit oleh nematoda
Meloidogyne graminicola menjadi ancaman serius bagi ketahanan pangan Indonesia. Nematoda ini mampu menginfeksi padi dan berkembang dengan angat cepat, serta memiliki mekanisme bertahan yang sangat baik. M. graminicola  dapat bertahan di tanah yang tergenang air setinggi 1 meter selama 5 bulan. M. graminicola juvenil 2 akan menginfeki padi pada bagian akar. Akar tanaman padi yang terinfeksi oleh nematoda ini akan menunjukkan gejala berpuru (Gambar 2) (Padgham et al. 2004; Dutta et al. 2012; Jain et al. 2012). Puru pada akar akan menganggu transport air dan hara dari tanah menuju seluruh bagian tanaman. Hal tersebut menyebabkan pertumbuhan terhambat, layu, hasil produksi berkurang, dan menyebabkan kematian apabila infeksi terjadi pada intensitas tinggi (De Waele dan Elsen 2007; Nicol et al. 2011).

Gambar 2  Gejala infeksi Meloidogyne graminicola pada padi
Sumber: http://www.rkmp.co.in/content/symptoms-of-damage-of-root-knot-nematodes

Penyakit oleh jamur/ cendawan

Jamur Pyricularia oryzae  merupakan salah satu patogen penting pada tanaman padi. Infeksi P. oryzae pada fase vegetatif menyebabkan gejala blas daun (leaf blast) sedangkan pada fase generatif menyebabkan busuk leher malai (neck blast) sehingga bulir padi menjadi hampa. Telah dilaporkan bahwa penyakit blas dapat menyebabkan gagal panen sebesar 30-50% di Amerika Selatan dan Asia Tenggara dengan kerugian mencapai jutaan dolar Amerika (Song dan Goodman 2001; Strange dan Scott 2005; Khush dan Jena 2009).

Infeksi P. oryzae pada fase vegetatif menyebabkan blas daun (leaf blast). Ciri-ciri gejala penyakit blas pada daun adalah timbulnya bercak berbentuk belah ketupat dengan ujung yang meruncing. Bercak yang sudah berkembang, bagian tepinya akan berwarna coklat dan bagian tengahnya berwarna putih keabu-abuan. Bercak tersebut akan terus meluas pada varietas tanaman padi yang rentan. Bercak tersebut dikelilingi oleh warna kuning pucat (halo area), terutama pada lingkungan yang kondusif seperti keadaan yang lembab (Koga 2001; Utami et al. 2010).


Penyakit oleh virus


Tungro adalah penyakit tanaman padi yang disebabkan oleh virus. Penyakit ini biasanya terjadi pada fase pertumbuhan vegetatif dan menyebabkan tanaman jadi kerdil dan berkurang jumlah anakannya. Baik pelepah maupun helai daunnya memendek, daun yang terserang berubah warna menjadi kuning sampai kuning-oranye. Sedangkan  daun yang muda kebanyakan berlurik atau strip yang menunjukkan warna hijau pucat sampai putih dengan ukuran panjang yang beda sejajar dengan tulang daun. Gejala ini  dimulai dari ujung daun yang cenderung lebih tua. Daun yang menguningakan berkurang dengan sendirinya apabila daun yang lebih tua sudah mulai  terinfeksi (Jefferson dan Chancellor 2002; Vasudevan et al. 2002; Muralidharan et al. 2003). Biasanya epidemi penyakit ini dipengaruhi oleh populasi dua spesies wereng hijau Nephotettix malayanus dan N.virescens. Kedua spesies wereng tersebut adalah vektor bagi virus penyebab penyakit tungro (Jefferson dan Chancellor 2002; Widiarta 2005).


Pustaka:
  • De Waele D, Elsen A. 2007. Challenges in tropical plant nematology. Annu. Rev. Phytopathol. 45:457-485. 
  • Dutta TK, Ganguly AK, Gaur HS. 2012. Global status of rice root-knot nematode, Meloidogyne graminicola. African Journal of Microbiology Research. 6(31):6016-6021. 
  • Fatimah F, Mustopa AZ, Kusnandarsyah I. 2014. Identification and characterization of virulence factor of several Indonesian Xanthomonas oryzae pv. oryzae. Microbiology Indonesia. 8(3):103-111.
  • Gonzalez C, Szurek B, Manceau C, Mathieu T, Séré Y, Verdier V. 2007. Molecular and pathotypic characterization of new Xanthomonas oryzae strains from West Africa. Molecular plant-microbe interactions. 20(5):534-546. 
  • Jain RK, Khan MR, Kumar V. 2012. Rice root-knot nematode (Meloidogyne graminicola) infestation in rice. Archives of Phytopathology and Plant Protection. 45(6):635-645. 
  • Jefferson OA, Chancellor T. 2002. The biology, epidemiology, and management of rice tungro disease in Asia. Plant Disease. 86(2):88-100. 
  • Khush GS, Jena K. 2009. Current status and future prospects for research on blast resistance in rice (Oryza sativa L.). Di dalam: Wang GL, Valent B, editor. Advances in genetics, genomics and control of rice blast disease. Netherlands (NLD): Springer. hlm 1-10.
  • Koga H. 2001. Cytological aspects of infection by the rice blast fungus Pyricularia oryzae. Di dalam: Koga H editor. Major fungal diseases of rice—Recent advances. Netherlands (NLD): Springer. hlm 87-110. 
  • Muralidharan K, Krishnaveni D, Rajarajeswari N, Prasad A. 2003. Tungro epidemics and yield losses in paddy fields in India. Current Science. 85(8):1143-1147. 
  • Nicol JM, Turner SJ, Coyne D, Den Nijs L, Hockland S, Maafi ZT. 2011. Current nematode threats to world agriculture. Di dalam: Jones J, Gheysen G, Fenoll C, editor. Genomics and molecular genetics of plant-nematode interactions. Netherlands (NLD): Springer. hlm 21-43.
  • Padgham J, Duxbury J, Mazid A, Abawi G, Hossain M. 2004. Yield loss caused by Meloidogyne graminicola on lowland rainfed rice in Bangladesh. Journal of nematology. 36(1):42. 
  • Ryan RP, Vorhölter F-J, Potnis N, Jones JB, Van Sluys M-A, Bogdanove AJ, Dow JM. 2011. Pathogenomics of Xanthomonas: understanding bacterium–plant interactions. Nature Reviews Microbiology. 9(5):344-355. 
  • Savary S, Willocquet L, Elazegui FA, Castilla NP, Teng PS. 2000. Rice pest constraints in tropical Asia: quantification of yield losses due to rice pests in a range of production situations. Plant disease. 84(3):357-369. 
  • Song F, Goodman RM. 2001. Molecular biology of disease resistance in rice. Physiological and molecular plant pathology. 59(1):1-11. 
  • Strange RN, Scott PR. 2005. Plant disease: a threat to global food security. Annual Review of Phytopathology. 43:83-116. 
  • Utami D, Ambarwati AD, Apriana A, Sisharmini A, Hanarida I, Moeljopawiro S. 2010. Keragaan sifat tahan penyakit blas dan agronomi populasi silang balik dan haploid ganda turunan IR64 dan Oryza rufipogon. Buletin Flasma Nutfah. 16(2):90-95. 
  • Utami DW, Kadir TS, Yuriyah S. 2011. Faktor Virulensi AvrBs3/PthA pada Ras III, Ras IV, Ras VIII, dan IXO93-068 Patogen Hawar Daun Bakteri (Xanthomonas oryzae pv. oryzae). Jurnal AgroBiogen. 7(1):1-8. 
  • Vasudevan P, Kavitha S, Priyadarisini VB, Babujee L, Gnanamanickam SS. 2002. Biological control of rice diseases. Di dalam: Gnamanickam SS, editor. Biological control of crop diseases. New York (US): Marcel Dekker. hlm 11-32. 
  • White FF, Yang B. 2009. Host and pathogen factors controlling the rice-Xanthomonas oryzae interaction. Plant Physiology. 150(4):1677-1686. 
  • Widiarta IN. 2005. Wereng hijau (Nephotettix virescens Distant): Dinamika populasi dan strategi pengendaliannya sebagai vektor penyakit tungro. Jurnal Litbang Pertanian. 24(3):85-92. 

0 comments:

Post a Comment