Responsive Banner design
Home » , , , , , » Penyakit Kuning Pada Tanaman Lada di Indonesia

Penyakit Kuning Pada Tanaman Lada di Indonesia

Rempah-rempah merupakan salah satu produk yang memiliki peran penting dalam dunia perdagangan internasional. Salah satu komoditi dari rempah-rempah adalah lada (Piper nigrum L). Lada menjadi produk yang diminati dalam dunia perdagangan karena produk ini dapat dimanfaatkan untuk beberapa kebutuhan, diantaranya adalah sebagai bumbu masak, obat-obatan, bahan baku minuman dan parfum. Selain itu lada juga diketahui memiliki aktifitas antioksidan yang cukup baik (Gülçin 2005; Meghwal dan Goswami 2013). Sepanjang tahun 2013 Indonesia telah mengekspor lada ke 45 negara dengan total volume 47.907.859 Kg dan nilai US$ 346.975.553 (Kementan 2015).

Indonesia memiliki beberapa daerah sentra produksi lada, salah satunya adalah Kepulauan Bangka Belitung. Pada tahun 2010 sampai dengan 2012 luas areal tanaman lada di Kepulauan Bangka Belitung meningkat bertahap. Peningkatan luas areal tanaman lada juga diikuti oleh peningkatan produksi lada pada tahun yang sama (Tabel 1) (Kementan 2015).

Tabel 1 Luas areal tanaman lada dan produksi lada di Kepualauan Bangka Belitung
Tahun
Luas Areal (Ha)
Produksi (Kg)
2010
2011
2012
36.373
39.165
41.864
18.383
28.242
30.717
Sumber : Kementan 2015

Budidaya tanaman lada di Kepulauan Bangka Belitung saat ini tengah menghadapi masalah, yaitu munculnya penyakit kuning (Gambar 1). Penyakit kuning merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman lada di Indonesia. Penurunan hasil yang disebabkan oleh penyakit ini cukup signifikan, mencapai 32%. Penyakit ini disebabkan oleh keadaan yang sangat kompleks, yaitu infeksi nematoda Meloidogyne incognita, Radopholus similis, dan cendawan Fusarium oxysporum, serta rendahnya kesuburan tanah. Ketiga patogen diatas bersinergi menginfeksi tanaman lada. Nematoda M. incognita dan R. Similis menginfeksi bagian akar tanaman lada sehingga menimbulkan luka pada akar tanaman, luka tersebut akan dimanfaatkan oleh cendawan F. oxysporum untuk melakukan penetrasi kedalam jaringan akar tanaman lada. Di Indonesia, penyakit kuning pertama kali ditemukan di daerah Bangka oleh Van Der Vecht pada tahun 1932, kemudian penyakit tersebut ditemukan juga di beberapa daerah lain seperti di Kalimantan Barat (Mustika 2005; Daras dan Pranowo 2009).

Tanaman lada yang sakit akan menunjukkan gejala di atas permukaan tanah, dan gejala di bawah permukaan tanah. Gejala penyakit kuning diawali dengan terhambatnya pertumbuhan tanaman yang terinfeksi yang akan diikuti oleh menguningnya daun-daun pada tanaman tersebut. Perubahan warna kuning pada daun tanaman yang terinfeksi dimulai dari bagian bawah tanaman, dan kemudian akan merambat ke bagian atas tanaman. Daun yang telah menguning pada tanaman lada yang terinfeksi tidak menjadi layu, namun akan menjadi rapuh, sehingga daun-daun tersebut secara bertahap akan gugur, diikuti oleh gugurnya dahan dan sulur panjat sehinga tanaman menjadi gundul dan mati (Harni dan Munif 2012; Shahnazi et al. 2012).

Gambar 1  Gejala penyakit kuning pada tanaman lada
Sumber: http://cybex.pertanian.go.id/teknologi/detail/1997/pengendalian-penyakit-kuning-tanaman-lada

Bagian bawah tanah tanaman lada yang terinfeksi oleh penyakit kuning juga menunjukkan gejala yang khas. Akar tanaman lada yang terinfeksi akan terlihat rusak. Pada akar akan ditemui puru (bengkak) dan luka-luka nekrosis akibat serangan nematoda.  Puru yang terbentuk pada akar disebabkan oleh infeksi nematoda Meloidogyne spp., sedangkan luka dan nekrosis pada akar disebabkan oleh infeksi nematoda R. Similis (Daras dan Pranowo 2009).

Pustaka:
  • Daras U, Pranowo D. 2009. Kondisi kritis lada putih Bangka Belitung dan alternatif pemulihannya. Jurnal Litbang Pertanian. 28(1):1-6.
  • Gülçin İ. 2005. The antioxidant and radical scavenging activities of black pepper (Piper nigrum) seeds. International journal of food sciences and nutrition. 56(7):491-499.
  • Harni R, Munif A. 2012. Pemanfaatan agens hayati endofit untuk mengendalikan penyakit kuning pada tanaman lada. Buletin Riset Tanaman Rempah Dan Aneka Tanaman Industri. 3(3):201-206.
  • Kementan. 2015. Basis data statistik pertanian. [Internet]. Diakses pada 2 Oktober 2015. Url: http://aplikasi.pertanian.go.id/bdsp/newkom.asp
  • Meghwal M, Goswami T. 2013. Piper nigrum and piperine: an update. Phytotherapy Research. 27(8):1121-1130.
  • Mustika I. 2005. Konsepsi dan strategi pengendalian nematoda parasit tanaman perkebunan di Indonesia. Perspektif. 4(1):20-32.
  • Shahnazi S, Meon S, Vadamalai G, Ahmad K, Nejat N. 2012. Morphological and molecular characterization of Fusarium spp. associated with yellowing disease of black pepper (Piper nigrum L.) in Malaysia. Journal of General Plant Pathology. 78(3):160-169. 

2 comments:

  1. Mohon info lengkap harga Lada Putih Bangka ke saya gan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Dear Lada Putih Bangka,

      Mohon maaf saya tidak memiliki informasi harga lada putih

      Delete