Cendawan Fusarium oxysporum tergolong dalam filum
Deutoromycota, ordo Hypomycetes, famili Tuberculariaceae. Pada media potato dextrose agar (PDA) koloni F. oxysporum berwarna jingga muda (Gambar 1). Makro
konidia cendawan ini berbentuk lurus, dan sedikit bengkok dengan tiga sekat,
sedangkan mikrokonidianya berbentuk agak lonjong dan tidak bersekat. Cendawan
ini memiliki klamidospora yang dapat ditemukan pada permukaan media, terbenam
dalam media, atau di permukaan hifa (Summerell et al. 2003; Bosland 2013).
Fusarium oxysporum pada media PDA Sumber: http://www.sun.ac.za/english/faculty/agri/plant-pathology/ac4tr4/background/banana-fusarium-wilt-fungus |
Sumber
inokulum F. oxysporum yang menyerang
tanaman dapat berasal dari tanah, terbawa bibit, atau material tanaman yang
telah terinfeksi. Cendawan ini akan maksimal menginfeksi inangnya pada suhu 22oC
sampai dengan 38oC (Smith et al. 2001; Özer dan Köycü 2004).
F. oxysporm diketahui sebagai patogen
tular tanah yang dapat bertahan dalam waktu yang sangat lama meskipun tidak ada
tanaman inang (Fravel et al. 2003). Patogen ini dikelompokkan kedalam golongan
patogen lemah, namun keberadaan nematoda R.
similis yang melukai bagian akar tanaman lada menyebabkan cendawan F. oxysporum mudah untuk meginfeksi
tanaman dikarenakan terdapat lubang sebagai tempat masuknya cendawan (Ploetz 2006; Shahnazi et al. 2012).
Pada meda
OA dan PDA di suhu 25oC koloni F.
oxysporum dapat mencapai diameter 3,5 sampai dengan 5 cm (Nishimura 2007). Miselia aerial tampak jarang
atau banyak seperti kapas, kemudian menjadi seperti beludru, berwarna putih
atau salem dan biasanya agak keunguan yang tampak lebih kuat pada permukaan
medium. Konidiofor cendawan ini dapat bercabang dapat tidak, dan membaw
monofialid. Mikrokonidia F. oxysporum
bersepta 0 hingga 2, terbentuk lateral pada fialid yang sederhana, atau
terbentuk fialid yang terdapat pada konidiofor bercabang pendek. Makrokonidia
hanya terdapat pada beberapa strain, terbentuk pada fialid yang terdapat pada
konidiofor bercabang atau dalam sporodokhia, bersepta 3-5, berbentuk fusiform,
sedikit membengkok, meruncing pada kedua ujungnya dan sel kaki berbentuk
pediselata, umumnya bersepta 3, dan berukuran (27-46)x3,0-4,5 µm (Stack et al. 2003;
Leslie et al. 2006)
Populasi patogen dapat bertahan
secara alami di dalam tanah dan pada akar-akar tanaman sakit. Apabila terdapat
tanaman peka, melalui akar yang luka dapat segera menimbulkan infeksi. Sehingga
perkembangan klamidospora dirangsang oleh keadaan akar tanaman yang lemah,
pelukaan pada akar akan memproduksi zat-zat (seperti asam amino, gulamin) yang
dapat mendorong pertumbuhan spora (Seong et al. 2008). Selain itu penyebaran cendawan
yang luas secara alami dapat disebabkan oleh adanya curah hujan dan
angin, selain oleh bantuan bibit atau partikel tanah. Adanya curah hujan yang
tinggi akan membantu sebaran cendawan
patogen tular tanah ke daerah lain yang lebih jauh, baik karena percikan
maupun ikut aliran air. Fusarium sp
membentuk sporangium yang berperan di dalam sebaran patogen karena hujan,
selain karena angin (Rossi et al. 2002; Munkvold 2003; Shaner et al. 2003).
F. oyxsporum
menginfeksi tanaman inangnya melalui akar. Olivain et al. (2003) melaporkan bahwa
cendawan ini tidak dapat menginfeksi batang atau akar-rimpang meskipun bagian
ini dilukai. Keberadan R. similis
dapat membantu dalam infeksi F. oxysporum
pada tanaman lada. Gejala akibat infeksi oleh cendawan ini pada lada adalah
pada daun-daun bagian bawah berwarna kuning orange, lalu menjadi coklat dan
mengering, tangkai daun patah di sekeliing batang palsu. Gejala pada daun dapat
terlihat yaitu dengan terjadinya perbahan bentuk dan ukuran ruas daun yang baru
muncul lebih pendek (Daras dan Pranowo 2009).
Pustaka:
- Bosland P. 2013. Fusarium oxysporum, a pathogen of many plant species. Di dalam: Sidhu GS, editor. Genetics of Plant Pathogenic Fungi volume 6. New York (USA): Academic Press. hlm 281-289.
- Daras U, Pranowo D. 2009. Kondisi kritis lada putih Bangka Belitung dan alternatif pemulihannya. Jurnal Litbang Pertanian. 28(1):1-6.
- Fravel D, Olivain C, Alabouvette C. 2003. Fusarium oxysporum and its biocontrol. New Phytologist. 157(3):493-502.
- Leslie JF, Summerell BA, Bullock S. 2006. The Fusarium laboratory manual. New York (USA): Blackwell Publishing.
- Munkvold GP. 2003. Epidemiology of Fusarium diseases and their mycotoxins in maize ears. Di dalam: Xu X, Bailey JA, Cooke BM, editor. Epidemiology of Mycotoxin Producing Fungi. Netherlands (NDL): Springer. hlm 705-713.
- Nishimura N. 2007. Selective media for Fusarium oxysporum. Journal of General Plant Pathology. 73(5):342-348.
- Olivain C, Trouvelot S, Binet M-N, Cordier C, Pugin A, Alabouvette C. 2003. Colonization of flax roots and early physiological responses of flax cells inoculated with pathogenic and nonpathogenic strains of Fusarium oxysporum. Applied and environmental microbiology. 69(9):5453-5462.
- Özer N, Köycü ND. 2004. Seed-borne fungal diseases of onion, and their control. Di dalam: Mukerji KG, editor. Fruit and Vegetable Diseases. Netherlands (NDL): Springer. hlm 281-306.
- Ploetz RC. 2006. Fusarium-induced diseases of tropical, perennial crops. Phytopathology. 96(6):648-652.
- Rossi V, Languasco L, Pattori E, Giosuè S. 2002. Dynamics of airborne Fusarium macroconidia in wheat fields naturally affected by head blight. Journal of Plant Pathology. 84(1):53-64.
- Seong K-Y, Zhao X, Xu J-R, Güldener U, Kistler HC. 2008. Conidial germination in the filamentous fungus Fusarium graminearum. Fungal Genetics and Biology. 45(4):389-399.
- Shahnazi S, Meon S, Vadamalai G, Ahmad K, Nejat N. 2012. Morphological and molecular characterization of Fusarium spp. associated with yellowing disease of black pepper (Piper nigrum L.) in Malaysia. Journal of General Plant Pathology. 78(3):160-169.
- Shaner G, Leonard K, Bushnell W. 2003. Epidemiology of Fusarium head blight of small grain cereals in North America. Di dalam: Leonard KJ, Bushnell WR, editor. Fusarium head blight of wheat and barley. New York (USA): CABI Publishing. hlm 84-119.
- Smith SN, DeVay JE, Hsieh W-H, Lee H-J. 2001. Soil-borne populations of Fusarium oxysporum f. sp. vasinfectum, a cotton wilt fungus in California fields. Mycologia. 93(4):737-743.
- Stack R, Leonard K, Bushnell W. 2003. History of Fusarium head blight with emphasis on North America. Di dalam: Leonar KJ, Bushnell WR, editor. Fusarium head blight of wheat and barley. New York (USA): CABI Publishing. hlm1-34.
- Summerell BA, Salleh B, Leslie JF. 2003. A utilitarian approach to Fusarium identification. Plant disease. 87(2):117.
0 comments:
Post a Comment